Direct Breastfeeding & Pumping
- Feeya Pangemanan
- Apr 2, 2017
- 4 min read

Beberapa jam seusai melahirkan Anya, suster meletakkannya di dadaku dan dia menyusu untuk pertama kalinya. It was such an amazing feeling, ternyata ASI ku keluar saat itu juga. Aku merasa beruntung karena yang aku denger-denger, nggak semua Ibu bisa langsung nyusuin sesaat setelah melahirkan, karena ASInya ada yang belum keluar, atau nggak keluar bahkan, ada yang belum boleh menyusui karena masih diberi obat, dsb.
I am pretty amazed ternyata aku termasuk satu dari banyak yang beruntung. Kukira perjalanan menyusuiku akan lancar-lancar saja tanpa hambatan, karena saat Anya pertama kali menyusu, aku hanya merasa sedikit aneh, tapi nggak geli ataupun sakit. Biasa aja.
Namun ternyata drama persusuan itu datang beberapa jam setelahnya…
Awalnya dia yang kukira gampang banget nyusu tinggal teplokin aja ke mulutnya, mulai menolak susu, dan seperti nggak menemukan putingnya, padahal itu tetap aja disana, nggak kemana-mana.. hahahahaha
Suster bilang karena aku punya flat nipple, lalu kupikir, “Hah? Yang bener aja dong.. tadi aja abis lahiran dia langsung bisa nyusu kok.”
Tapi suster yang satu lagi bilang, “Nggak apa-apa Bu, Bayi kan masih belajar, wajar kalo dia merasa bingung.. kita yang harus bantu arahkan dia.. Dicoba terus ya Bu, pasti bisa kok..”
A kind of advice that I really need for. Thanks, Sus!
Dan akhirnya, aku coba terus sampe akhirnya Anya latch on, dan dia menyusu. She looked like that She had a huuuuuuuge appetite.
Tapi.. ternyata, saat dia menyusu, aku baru kerasa.. ternyata lidah bayi itu kasar banget!! Dan berakhir dengan drama puting lecet. Dan hamper nangis ataupun selalu meringis tiap menyusui… terus menerus sampai beberapa hari..
Lucunya, dari banyak blog yang aku baca untuk suruh pake cream ini itu untuk prevent nipple blisters, satupun nggak ada yang aku coba, sebagus apapun reviewnya.
Karena apa? Karena Mamaku bilang (as always, I really DO trust my moms. Lol), sebagus-bagusnya dan semahal-mahalnya cream itu, paling ampuh ya cuma lidah bayi dan asi itu sendiri. Jadi setiap lecet sampai berdarah, aku cuma olesin lagi pake ASI, dan tetap menyusui, nggak pake nipple shield or whatever. Aku tahan-tahanin sakitnya walaupun rasanya puting udah kaya mau putus, aku percaya ciptaan tangan Tuhan sudah pasti yang terbaik. Dan orang jaman dulu nggak ada tuh yang namanya pake cream-cream an kan? (Please, I am not judging anyone here, ya.. I’m just sharing my experience and my thoughts yaa mom…)
Jadilah, aku tetap terus menyusui walaupun dengan puting yang udah acak adut bentuk dan rasanya, and it works like magic.. berangsur-angsur hilang dan nggak kerasa apa-apa lagi! WOW!
Breastfeeding is a beautiful natural thing, karena kandungannya yang terbaik dan paling pas untuk bayi.. Tapi bukan berarti aku anti SUFOR ya.. Aku tapi memang belum berencana untuk kasih Anya sufor selagi ASIku masih keluar, karena (selain ngirit, hahahaha) ya itu tadi.. I believe that God created this beautiful thing called BOOBIES to produce LIQUID GOLD a.k.a ASI… Because mom is always want to give the best to our kids, dan bagi Ibu-Ibu yang ASInya keluar, I think this is also a genuine form of LOVE.
Efek menyusui?
Hmm..
Selain berdampak positif dan sangat baik bagi perkembangan bayi, ada dampaknya juga buat Mommy yah.. Buat saya, dampak positif yang pertama : CEPET KURUS (entah ini sugesti atau apa ya), cuma sebanyak apapun aku makan, aku nggak gemuk-gemuk… yang kedua : BONDING TIME, menyusui juga salah satu kegiatan bonding favorit aku.. aku paling suka pegang-pegang dan mengelus wajahnya saat menyusui, kadang aku pegang tangannya dan aku letakkan dimukaku, seolah-olah dia yang lagi ngelus-ngelus aku.. hehehe. Karena waktu menyusui ini kan nggak lama, maksimal hanya sampai 2 tahun saja.. jadi aku berusaha untuk meresapi dan menikmati tiap detiknya…
Lalu, dampak negatifnya, ada? TENTU SAJA ADA YA, PEMIRSA.
Your round and cute boobies, enlarged and doubled twice from usual size, leave stretchmarks and shaped like an U after every session of breastfeeding. Beautiful? Well, after seeing that, hmm.. I don’t think so. Hahaha!
So, my boobies are now in a “pasrah” condition. Aku juga ga tau gimana cara balikinnya, but well.. I’ll find a way. As long as I could give the best for my daughter, at least this is one of the sacrifices too. Aku mikirnya gini, ya sudahlah kalo memang pake Sufor kita lebih bisa rawat badan tapi lumayan keluarin kocek buat beli susu kan… Nah kalo breastfeeding artinya nggak keluar kocek buat susu, tapi tetap harus ada harga yang dibayar. Yes, and that’s the price.
Jadwal menyusu Anya.. nggak ada. Karena aku kasih tiap kali dia minta, jadi I’ll let her to learn and know what she and her body needs, and mama is ready to do it everytime.
Aku berniat menyusui sampai umur 1,5 atau 2 tahun. Let’s see which one I’ll choose..
Dan selama perjalanan menyusuiku ini, aku bukan tipe orang yang rajin pumping ya, apalagi niat nyetok sampe ber-freezer-freezer.. Tiap kali ada waktu luang atau pas Anya bobok, sebisa mungkin aku selesaikan tiap pekerjaan rumah, supaya aku bisa tidur malam dengan tenang, tanpa hambatan.. karena semenjak nikah aku gak bisa begadang. So there was no time for me to do any pump session. Tentu ini juga ada plus-minusnya. Plusnya, aku nggak repot cuci-cuci botol, steril, dll… Minusnya, aku nggak bisa nitipin Anya ke siapapun karena stock ASIP ku terbatas, dan Anya nggak terbiasa pakai dot, jadi percuma lah pumping.. jadi, dia ikut kemanapun aku pergi.
For to me, breastfeeding is one of an essential moments of my life. Dan aku bersyukur banget bisa direct breastfeeding dan pumping (kalau sempat aja) sampai saat ini. Menurutku cukup aja udah baik. Nggak perlu over supply, karena memang aku sendiri yang nggak create demand. Nanti selanjutnya aku juga pengen bahas tentang prinsip dasar ASI dan review pompa yang aku pakai..

Thankyou mommies for reading.. Happy Breastfeeding! Xo.
Comments